Rabu, 07 September 2011

CA PARU

BAB  I

LANDASAN  TEORITIS

A.Konsep  Dasar.

1.Defenisi.
Karsinoma paru adalah suatu penyakit tumor ganas yang berasal dari saluran nafas yg terjadi dlm dinding atau epitelium percabangan bronkial.
(Sylvia anderson dan larine Mc carti wilson 1984).

2.Anatomi  Fisiologi.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yg sbg besar terdiri dari gelembung gelembung alveoli. Luas permukaan sekitar 9o cm. Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara O2.
Masuk ke dalam darah  dan CO2 akan dikeluarkan oleh darah. Sistim respirasi terbagi dua yaitu:
               * Saluran respirasi bagian atas.
               * Saluran respirasi bagian bawah.
Bagian atas terdiri dari hidung sinus-sinus laring-faring dan epiglotis .Bagian bawah terdiri dari, trakea, bronkus bronkiolus, alveolus dan paru-paru.

Fungsi dari sistim pernafasan :
* Menghangatkan dan melembabkan udara.
* Mengambil O2 kemudian dibawah oleh darah keseluruh tubuh.
* Menjaga keseimbangan asam-basa.
* Mengeluarkan CO2 sbg sisa dari pertukaran gas.

               Paru-paru manusia dibagi menjadi dua bgn dan terbagi lagi menjadi beberapa lo
bus. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus dan paru-paru kiri memiliki 2 lobus. Lobus kanan
terdiri dari lobus pulmo dextra superior, lobus media, dan lobus inferior.
Lobus kiri terdiri dari  pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior.
               Bronki seperti rongga trakea yang memasuki rongga paru-paru  terbagi menjadi
saluran seperti pipa setiap bronki terbagi menjadi bronkiale atau disebut pohon chio bron-
kial yang menyebar pada saluran jaringan paru.
(Anatomi fisiologi Drs Syariffudin, BAC. hal 104).










3.Etiologi.
Kanker paru merupakan salah satu tumor ganas yg mungkin dapat dijelaskan hubungan dengan zat karsinogen. Penyebab utama kanker ini adalah merokok, pencemaran udara.
Dlm kegiatan industri dan pertambangan . zat karsinogen tersebut adalah:
* Asap rokok yaitu kandungan tar suatu persenyawaan hidogen aromatik polisikhin
* Asap mobil
* Asap pabrik /industrik
* Asap tambang
* Debu radiasi aktif /ledakan nuklir
* Beberapa zat kimia antara lain:asbes,asen,chroni,nikel,besi dan chanium{zulkifli amin aryanto suwondo}.

4.Patofisiologi

Rokok yang mengandung karsinogen

Timbulnya gangguan supresor tumor dalam genom

Mengubah gram supresor tomor dengan cara menghilangkan sebagian susunan pasaganya.

Terjadinya aproptosis (matinya sel secara alamiah)

Sel paru berubah

Kanker paru.

(Ilmu penyakit dalam hal 198)

5.Manifestasi Klinis.
Pada fase awal kebanyakan  kanker paru tidak menunjukan gejala-gejala klinis.
Bila sudah menunjukan gejala berarti px sudah dalam stadium lanjut.
Gejala dapat bersifat :
* Batuk baru atau batuk lebih hebat pd batuk kronis.
* Hemoptisis.
* Mengi (wheezing stidor)
* Abses paru.
* Atelektasis (paru-paru yg mengempis akibat penyumbatan bronkus)

Lokal tumor timbul setempat.
Infasi lokal :
* Nyeri dada .
* Dispnea
* Infasi kepericardium
* Sindom hormon
   * Suara serak.

Gejala penyakit metastasis :
v     pada otak ,tulang ,hati andrenal
v     limfadenopati servikal supra klavikula (sering menyertai meattasis )
Sindrom pada neoplastik :
Ø      Sistemik :penurunan BB, anoreksia, demam
Ø      Hematologi:leukositosis, anemia dan hiperkoagulasi
Ø      Hipertrophi ostoatropusi
Ø      Neurologik:dimensia, tremor
Ø      Nemomiopati
Ø      Endokrin:sekresi berlebihan hormon paratiroid.
Dermologi:eritema multiform. (ilmu penyakit dalam hal:918)
Ø       

6.Pemeriksaan Diagnostik.
* X (radio sinargi) menggambarkan bentuk dan ukuran lesi serta menentukan letak tumor dengan tepat.
* Pemriksaan broncoscopy : menentukan letak tumor yang tepat.
* Biopsi transbronkial : mengetahui tumor perifer  yang tidak terlihat pada broncuscopy.
* Biopsi transterakal : menentukan diagnosa histologi/sitologis .
* Sitologis/histologis : menentukan ganas atau tidaknya suatu kelainan
* Scan-radiojistop : membuktikan metastase sel kanker.
   (Marlyn E Doenges; 2000;186)

7.Penatalaksanaan.
a.Pembedahan.
Tujuan utk mengangkat seluruh jaringan tumor sebersih mungkin bila kanker terletak disuatu lobus paru, biasanya seluruh lobus diangkat .
Bila kanker lebih ganas dan mengenai lobus yang lainnya akan dilakukan pengangkatan dari paru yang sakit.

b.Penyinaran /radioaktip.
Biasanya dilakukan sekitar 20 x sabil mengevaluasi hasilnya sgb efek samping penyinaran dpt timbul keluhan seperti rasa panas  kulit menjadi hitam seperti kena terbakar.

c.pengobatan sitostatika.
adalah obat yg dpt menghentikan pertumbuhan sel kanker obat yg diberikan adalah Sitostatika tunggal seperti anti lating agent, anti metabolik, dan antibiotik siklopasmid 1 gr/m 2x setiap minggu.

d.Kemoterapi/obat-obatan.
Digunakan terutama utk kasus tumor yang menyebar sebagai tambahan pada keadaan dimana radioterapi dan pembedahan tidak menunjukan hasil yang baik .
BAB  II

ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

* Aktivitas/istirahat.
Gejala : kelemahan ketidak mampuan mempertahankan kebiasaanrutin, dispnea.
Tanda : kelesuan.

* Sirkulasi
Gejala : JVD(obstruksi vena cava), bunyi jantung gesekan perikardial (menunjukan efusi) takikardi, distermia.

*Intergritas ego
Gejala : perasaan takut. takut hasil pembedahan menolak kondisi yg berat.
Tanda  : kegelisahan insomia pertanyaan yg berulang-ulang.

*Eliminasi
Gejala : gejala hilang timbul (ketidak seimbangan hormonal karsinoma sel kecil) peningkatan frekwensi /jumlah urine.

*Makanan/cairan
Gejala : nyeri dada, nyeri bahu/tangan nyeri abdomen hilang timbul.

*Pernafasan .
Gejala : batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya atau produksi sputum, nafas pendek pekerja yg terpajan polutan debu industri, sesak paralisis pita suara, riwayat merokok .
Tanda : dispnea meningkat dengan peningkatan fermitus taktil (menunjukan konsilidasi ) penyimpangan trakeal hemoptisis.

*Keamanan.
Tanda : demam mungkin ada (sel besaratau adenomacarsinoma) kerahan kulit pucat.

*Seksualitas.
Tanda : ginokomastia (perubahan hormon neoplasmatik)amenorea /impoten

*Penyuluhan.
Gejala : faktor resiko keluarga (ca paru)
(Marylin E Doenges 2000 186-193).





2.Diagnosa Keperawatan.
1.Pertukaran gas b/d pengangkatan jaringan paru, gangguan suplai O2, dan penurunan kapasitas paru yg d/d dispnea, gelisah, hipoksemia dan cianosis.
2.Kebersihan jalan nafas yg tidak efektif b/d peningkatan jlh/vikositas sekret, keterbatasan gerak dada/nyeri dan kelemahan yg d/d perubahan frekwensi pernafasan, bunyi nafas tak normal, dan batuk yg tdk efektif.
3.Nyeri akut b/d insisi bedah trauma jaringan dan gangguan saraf internal, adanya selang dada, invansi kanker kepleura dinding dada yg d/d perilaku distraksi gelisah, penyempitan fokus (menarik diri), perubahan tekanan darah.
4.Kurangnya pengetahuan ttg kondisi, tindakan prognosis b/d terpajan, tidak mengenal informasi, salah interprestasi informasi, kurang daya ingat yang d/d pernyataan masalah, permintaan informasi, tidak adekuat dlm mengikuti instruksi, perilaku tak tepat/berlebihan.
(Marylin E Doenges 2000 186-193)

3.Itervensi/implentasi
Dx1.
* Observasi penggunaan alat bantu pernafasan bahu, perban kulit membran mukosa.
* Auskultasi paru utk gerakan udara dan bunyi nafas tdk normal sedikit gelisah dan perubahan mental.
* Pertahankan jln nafas dgn memberikan posisi menghisap lendir .
* Kolaborasi dlm pemberian O2 tambahan.
* Bantu dgn pemberian spirometri  insentif.
* Buat gambaran GDA nadi oksimetri, catat kadar Hb.

Dx2.
Intervensi/implentasi.
* Auskultasi dada utk karakter bunyi nafas dan adanya sekret .
* Observasi jumlah sputum, aspirasi sekret selidiki perubahan sesuai indikasi.
* Kolaborasi dgn dokter dalam pemberian O2 tambahan .
* Berikan bronchodilator, expektoran, dan analgesik sesuai indikasi.

Dx  4.
Intervensi
* Diskusikan dignosa rencana/terapi saat ini dan hasil yg diharapkan
* Evaluasi  keadekuatan sistim pendukung dan perlu bantuan perawatan dini .
* Anjurkan menghentikan aktivitas yg menyebabkan kelemahan.
* Anjurkan tentang pentingnya menghindari merokok, polusi udara dan kontak dengan penderita saluran pernafasan.

Implentasi.
* Oksigenasi/ventilasi adekuat memenuhi kebutuhan aktivitas individu.
* Nyeri terkontrol.
* Ansietas/takut menurun sampai tahap dpt ditangani.
* Benar komplikasi yg dpt dicegah.
* Proses penyakit, prognosis dan rencana terapi dipahami.
Rasionalisasi.
Dx  1.
            * Pernafasan meningkat sbg akibat nyeri peningkatan kerja nafas .
            * Konsilidasi dan kurangi gerakan udara pd sisi yg dioperasi normal pd px pneum
              onektomi.
            * Dpt menunjukan hipoksia, komplikasi serta penyimpangan mediastinal .
            * Memaksimalkan sediaan O2
            * Obstruksi jln nafas mempengaruhi ventilasi.
            * Mencegah turunnya atelektasis dan peningkatan expansi jln nfas kecil .
*Penurunan PaO2 atau meningkatnya PaCO2 dpt menunjukan dukungan ventilasi
Dx  2.
* Pernafasan bising ronci dan mengi menunjukan ketahan sekret /obstruksi jalan  nafas.
* Peningkatan jlh sekret tdk berwarna sesuai dgn penyembuhan.
*Memberikan hindraksi maksimal membantu pengeceran sekret utk memudahkan
pengeluaran.
* Menghilangkan spasme bronkus utk mem,perbaiki aliran udara.
Dx  3.
            * Membantu dlm evaluasi gejala nyeri karena kanker.
            * Masalah yg meningkatkan tekanan otot dan menurunkan ambang depresi .
            * Meningkatkan relaksasi penglihatan perhatian.
            * Berikan analgesik untuk mempercepat penyembuhan.
Dx  4.
*Memberikan informasi khusus individu membuat pengetahuan belajar lanjut ttg menagamen dirumah .
*Kelemahan umum dan keterbatasan aktifitas dpt menurunkan kemampuan individu utk memenuhi kebutuhan sendiri.
            *Terlalu lelah dpt mmeningkatkan kegagalan pernafasan .
            *Melindungi dari iritasi dan menurunkan resiko infeksi.
*Memenuhi kebutuhan energi selullar dan mempertahankan volume sirkulasi memudahkan regenerasi jaringan/proses penyembuhan.















4.Evaluasi .
Dx  1.
            * Perbaikan ventilasi oksigenisasi jaringan adekuatuat dgn GDA dalam ambang
batas normal.
Dx  2.
            * Menunjukan potensi jln nafas dan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi nafas
               jelas dan tidah bising.
Dx  3.
            * Melaporkan nyeri telah hilang/terkontrol tampak rileks dan tidur dengan baik..
               berpaartisipasi dlm aktivitas yg diinginkan/dibutuhkan.

Dx  4.
            * Pemahaman diagnosa program penobatan .
            * Pelakukan prosedur yg dilakukan dan alasan tindakan dpt dijelaskan.
            * Berpartisipasi dlm proses belajar.
            * Melakukan perubahan pola hidup.






























DAFTAR PUSTAKA


1. Doenges Marlin  Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 EGC Jakarta 2000.

2. Saiffudin Drs Bac Anatomi Fisiologi dkk siswa perawat edisi revisi EGC,
    Jakarta 2000.

3. Soeparman waspadji sarwono Ilmu Penyakit Dalam .jilid II FKUI  Jakarta 1998.




           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar