Rabu, 07 September 2011

Hepatitis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Hepatitis merupakan infeksi sistemik yang disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,biokimia,serta seluler yang khas.Hepatitis dapat disebabkan oleh virus yang sampai saat ini sudah teridentifikasi 7 tipe hepatitis virus yakni : hepatitis A,B,C,D,E,F,dan G.Selain itu hepatitis juga dapat disebabkan oleh zat-zat kimia dan obat-obatan tertentu.
Insidens hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan,memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absent dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama.
Enam puluh sampai 90 % dari kasus-kasus hepatitis berlangsung tanpa dilaporkan.Keberadaan kasus-kasus subklinis,ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan yang sebenarnya.
Oleh karena pernyataan tersebut diatas,penulis merasa tertarik untuk membuat makalah "ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL : HEPATITIS ".

1.2.Tujuan penulisan
1.2.1.Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Gastrointestinal : Hepatitis

1.2.2.Tujuan khusus
1.      Untuk mengetahui gambaran pengkajian pada klien dengan gangguan system gastrointerstinal : Hepatitis.
2.      Untuk mengetahui gambaran diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan system gastrointerstinal : Hepatitis
3.      Untuk mengetahui gambaran intervensi pada klien dengan gangguan system gastrointerstinal : Hepatitis 
4.      Untuk mengetahui gambaran implementasi pada klien dengan gangguan system gastrointerstinal : Hepatitis
5.      Untuk mengetahui gambaran evaluasi pada klien dengan gangguan system
gastrointerstinal : Hepatitis.

1.3.Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah :

BAB I        PENDAHULUAN,yang terdiri dari latarbelakang,tujuan penulisan,dan sistematika penulisan.
BAB II      LANDASAN TEORITIS MEDIS yang terdiri dari   Defenisi,Klasifikasi,Anatomi dan Fisiologi,Etiologi,Patofisiologi,manifestasi klinis,penatalaksanaan dari dermatitis
BAB III     LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN yang terdiri dari Pengkajian,Diagnosa Keperawatan,Intervensi,Implementasi dan Evaluasi.
BAB IV     KESIMPULAN DAN SARAN.







BAB 2
LANDASAN TEORITIS MEDIS

2.1.   DEFENISI
Hepatitis adalah peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan nekrosis dan degenerasi sel  ( Charlene J Reeves, 143 ).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,biokimia,serta seluler yang khas.( Brunner & Suddarth, hal 1169).

2.2.   KLASIFIKASI
Ada beberapa tipe hepatitis yang disebabkan oleh virus yang berbeda, antara lain :
a.       Hepatitis A(HAV)
b.      Hepatitis B(HBV)
c.       Hepatitis C(HCV)
d.      Hepatitis D(HDV)
e.       Hepatitis E(HEV)
f.        Hepatitis F(HFV)
g.       Hepatitis G(HGV)
h.       Hepatitis toksik
i.         Hepatitis yang ditimbulkan oleh obat-obatan.
(Patofisiologi,Sylvia A.Price & Lorraine M.Wilson,2006,Hal 485-491).

2.3.   ETIOLOGI
         Adapun jenis virus penyebab Hepatitis, antara lain :
a.     Hepatitis A ( HAV )
      Hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis A merupakan virus RNA kecil berdiameter 27nm yang dapat dideteksi didalam feces pada akhir masa inkubasi dan fase praikterik
b.    Hepatitis B ( HBV )
      Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B merupakan virus DNA berselubung ganda berukuran 42nm yang memiliki lapisan permukaan dan bagian inti.
c.     Hepatitis C ( HCV )
Hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis C(Hepatitis non A,non B)yang ditularkan melalui darah,HCV merupakan virus RNA untai tunggal,linear berdiameter 50-60 nm.
d.    Hepatitis D ( HDV )
      Hepatitis yang disebabkan virus hepatitis D (HDV,virus Delta)merupakan virus RNA berukuran 35-37 nm yang tidak biasa karena membutuhkan HBsAg untuk berperan sebagai lapisan luar partikel yang infeksius.
e.     Hepatitis E ( HEV )
      Hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis E yang merupakan jenis Hepatitis non A,non B     yang ditularkan secara enterik melalui jalur fecal-oral,HEV adalah suatu virus RNA untai-tunggal yang kecil berdiameter kurang lebih 32-34nm dan tidak berkapsul.
f.      Hepatitis F ( HFV )
      Hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis F.Masih terdapat perdebatan dalam penelitian hepatitis mengenai kemungkinan adanya virus hepatitis F.
g.     Hepatitis G ( HGV )
      Hepatitis yang disebabkan oleh virus Hepatitis G yang merupakan suatu flavivirus RNA yang mungkin menyebabkan hepatitis fulminan.
h.     Hepatitis toksik
     Hepatitis yang disebabkan oleh zat-zat kimia tertentu yang memiliki efek toksik pada hati dan bila diberikan per oral atau secara parenteral dapat menimbulkan nekrosis sel hati , misalnya karbon tetraklorida , fosfor , kloroform.
i.       Hepatitis yang ditimbulkan oleh obat-obat tertentu
      Hepatitis yang ditimbulkan oleh obat-obatan misalnya isoniazid,halotan  ,asetaminofen
( Sylvia A.Price&Lorraine M.Wilson, 485-491 ).

24.    ANATOMI & FISIOLOGI
         Hati adalah kelenjar terbesar dalam tubuh,berat rata-rata sekitar 1500gram atau 2% berat badan orang dewasa normal.Hati merupakan organ lunak yang lentur dan tercetak oleh struktur sekitarnya.Hati memiliki permukaan superior yang cembung dan terletak dibawah kubah kanan diafragma dan sebagian kubah kiri.Bagian bawah hati berbentuk cekung dan merupakan atap dari ginjal kanan,lambung,pancreas,dan usus.hati dibagi menjadi 4 lobus yaitu:lobus kanan yang besar,lobus kiri yang kecil,lobus quadratus dan lobus kaudatus(lobus-lobus kecil pada aspek visceral).Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang disebut lobulus ,yang merupakan unit mikroskopis dan fungsional organ.Hati manusia memiliki maksimal 100.000 lobulus.Setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus,tersusun radial mengelilingi vena sentralis yang mengalirkan darah dari lobulus. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sebagai sinusoid yang merupakan cabang vena porta dan arteria hepatica.Sinusoid dibatasi oleh sel fagositosik atau sel kupffer. Sel kupffer merupakan system monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah menelan bakteri dan benda asing dalam darah.Selain cabang vena porta dan arteri hepatica yang melingkari bagian perifer lobulus hati,juga terdapat saluran empedu. Saluran empedu interlobular membentuk kapiler empedu yang sangat kecil yang disebut sebagai kanalikuli,yang berjalan ditengah lempengan sel hati. Empedu yang dibentuk dalam hepatosit diekskresi kedalam kanalikuli yang bersatu membentuk saluran empedu yang makin lama makin besar hingga menjadi duktus koledokus.
Hati memiliki dua sumber  suplai darah:dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta hepatica ,dan dari aorta melalui arteri hepatica.Sekitar 1/3 darah yang masuk adalah darah arteria dan 2/3 nya adalah darah vena dari vena porta.Volume total darah yang melewati hati setiap menitnya adalah 1500ml dan dialirkan melalui vena hepatica kanan dan kiri yang selanjutnya bermuara pada vena kava inferior.
         Fungsi utama hati adalah :
Ø   Pembentukan dan ekskresi empedu
·     Metabolisme garam empedu
·     Metabolisme pigmen empedu
Ø   Metabolisme karbohidrat
·     Glikogenesis
·     Glikogenolisis
·     glukoneogenesis
Ø   Metabolisme protein
·     Sintesis protein
·     Pembentukan urea
·     Penyimpanan protein(asam amino)
Ø   Metabolisme lemak
·     Ketogenesis
·     Sintesis kolesterol
·     Penimbunan lemak
Ø   Penimbunan vitamin dan mineral
Ø   Metabolisme steroid
Ø   Detoksifikasi
Ø   Gudang darah dan filtrasi
2.5.       PATOFISIOLOGI        
 




























2.6.   MANIFESTASI KLINIK
Infeksi virus hepatitis dapat menimbulkan berbagai aspek yang berkisar dari gagal hati fulminan sampai hepatitis anikterik subklinik. Hepatitis anikterik subklinik lebih sering terjadi pada infeksi HAV,dan penderita seringkali mengira menderita “flu”.HBV cenderung lebih berat dibandingkan infeksi HAV ,dan lebih sering terjadi insidensi nekrosis massif dan gagal hati fulminan. Sebagian besar infeksi HAV dan HBV bersifat ringan dengan penyembuhan sempurna dan memiliki gambaran klinis yang serupa. Gejala prodormal meliputi malaise, rasa malas, anoreksia, sakit kepala, demam derajat rendah dan pada perokok hilangnya keinginan merokok. Pada fase ikterik awitan berupa ikterus,urine gelap,feces pucat,hati membesar dan nyeri, limpa membesar,hiperbilirubinemia,leukositosis.
(Patofisiologi,Sylvia A.Price&Lorraine M.Wilson,Vol 1,2006,hal 491).

2.7.   KOMPLIKASI
            Adapun komplikasi dari hepatitis adalah :
Ø   Hepatitis fulminan
Ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut ;penciutan hati,kadar bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan waktu protrombin yang sangat nyata dan koma hepatikum.
Ø   Hepatitis kronis persisten
Merupakan perjalanan klinis yang lebih lama hingga berkisar 2 hingga 8 bulan.
Ø   Hepatitis agresif atau kronis aktif
Bila terjadi kerusakan hati seperti digerogoti(piece meal) dan terjadi sirosis
Ø   Karsinoma hepatoseluler primer
Dua factor penyebab utama yang terkait dalam patogenesis adalah infeksi HBV kronis dan sirosis terkait.(Patofisiologi,Sylvia A.Price & Lorraine M.Wilson,Vol I,2006,hal 491-492).
2.8.   PENATALAKSANAAN
Ø      Hepatitis A
·      Tirah baring selama stadium akut dan diet yang akseptabel  serta bergizi.
·      Selama periode anoreksia pasien harus makan sedikit-sedikit tapi sering dan jika diperlukan disertai dengan infus glukosa.
Ø      Hepatitis B
·      Uji coba klinik dengan interferon
·      Tirah baring biasanya direkomendasikan tanpa memperhitungkan bentuk terapi yang lain sampai gejala hepatitis sudah mereda
·      Nutrisi yang adekuat harus dipertahankan
·      Masa pemulihan dapat berlangsung lama,dan selama stadium pemulihan ini,pengembalian aktifitas fisik yang berangsur-angsur diperbolehkan dan dianjurkan setelah ikterus hilang.
·      Pertumbuhan psikososial harus dikenali oleh perawat,khususnya akibat pengisolasian dan pemisahan pasien dari keluarga serta sahabat mereka selama stadium akut dan infektif.
Ø      Hepatitis C
·      Terapi interferon dosis rendah untuk jangka waktu yang lama
Ø      Hepatitis D,E,F,dan G
·      Terapi hepatitis serupa denga terapi pada bentuk hepatitis yang lain.
Ø      Hepatitis toksik
·        Pemulihan dari hepatitis dapat akan berjalan dengan cepat jika dikenali dan dihilangkan secara dini
·        Transplantasi Hati
·        Terapi ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit ,penggantian darah , memberikan rasa nyaman dan tindakan pendukung.
Ø      Hepatitis yang ditimbulkan oleh obat-obatan
Terapi berupa menghentikan pemakaian obat penyebab hepatitis.
(Keperawatan Medikal Bedah,Brunner & Suddarth,2002,hal 1172-1176)

2.9.   PENCEGAHAN
Ø     Pemberian imunisasi karena keterbatasan pengobatan hepatitis virus
Ø     Pemberian Imunoglobulin (Ig),diberikan sebagai perlindungan sebelum atau sesudah terpajan virus.
Ø     Petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi perlu sangat berhati-hati dalam menangani peralatan dan menghindari tusukan jarum.
Ø     Tindakan dalam masyarakat yang penting untuk mencegah hepatitis mencakup : penyediaan makanan dan air bersih yang aman,serta system pembuangan sampah yang efektif.
Ø     Penting untuk memperhatikan hygiene umum,mencuci tangan,serta membuang urine dan feces pasien terinfeksi secara aman.
Ø     Pemakaian kateter,jarum suntik dan spuit sekali pakai,akan menghilangkan sumber infeksi yang penting.
Ø     Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV,HBV,dan HCV sebelum diterima menjadi panel donor.
(Patofisiologi,Sylvia A.Price & Lorraine M.Wilson,Vol I,2006,hal 492-493).









BAB 3
LANDASAN TEORITIS KEPERAWATAN

3.1.   PENGKAJIAN DATA DASAR
·      Aktifitas/Istirahat
Gejala      : Kelemahan,kelelahan
·      Sirkulasi
Tanda       :Bradikardia(hiperbilirubinemia berat)
                  Ikterik pada sclera,kulit,membrane mukosa.
·      Eliminasi
Gejala      : Urine gelap,diare/konstipasi
·      Makanan/cairan
Gejala      : Anoreksia,penurunan BB atau meningkat karena edema.
                   Mual,muntah
Tanda       : Ascites
·      Neurosensori
Tanda       : Pekarangsang ,cenderung tidur,lethargis
·      Nyeri/Kenyamanan
Gejala      : Kram abdomen ,nyeri tekan kwadran kanan atas,mialgia,sakit kepala,gatal
Tanda       : Otot tegang,gelisah
·      Pernafasan
Gejala       : Tidak ada minat/enggan untuk merokok
·      Keamanan
Gejala       : Adanya transfusi darah
Tanda        : Demam,urtika,eritema tak beraturan


3.2.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.       Tes fungsi hati                           : Abnormal (4-10 kali dari normal ).
b.      AST(SGOT/ALT/SGPT)         : Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2    minggu sebelum  ikterik kemudian tampak menurun.
c.       Darah lengkap                          : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM atau mengakibatkan perdarahan.
d.      Leukopenia                              : Trombositopenia mungkin ada
e.       Differensial darah lengkap         : Leukositosis,monositosis,limfosit atipikal dan sel plasma.
f.        Alkali fosfatase                         : Agak meningkat (kecuali ada kolestasis  berat).
g.       Feces                                       : Warna tanah liat,steatorea(penurunan fungsi hati)
h.       Albumin serum                          : Menurun
i.         Gula darah                                : Hiperglikemia transient / hipoglikemia (gangguan fungsi hati)
j.        Anti HAV IgM                         : Positif pada tipe A
k.      Hbs AG                                   : Dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A)
l.         Masa protombin                       : Mungkin memanjang (disfungsi hati)
m.     Bilirubin serum                       : Diatas 2,5mg/100ml.
n.       Tes ekskresi BSP                     : Kadar darah meningkat
o.      Biopsi hati                                : Menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.
p.      Scan hati                                  :Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.
q.      Urinalisa                                   : Peninggian kadar bilirubin,protein/hematuria dapat terjadi.


3.3.   PRIORITAS KEPERAWATAN
1.        Menurunkan kebutuhan terhadap hati selama meningkatkan kesehatan fisik
2.        Mencegah komplikasi
3.        Meningkatkan konsep diri,penerimaan situasi
4.        Memberi informasi tentang proses penyakit,prognosis dan kebutuhan pengobatan.

3.4.   TUJUAN PEMULANGAN
1.        Memenuhi kebutuhan dasar perawatan diri
2.        Mencegah komplikasi
3.        Menerima kenyataan situasi yang ada
4.        Proses penyakit atau terapi dipahami.
















NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN / KRITERIA HASIL
PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
















2.



















3.
















4.


















5.
















Intoleransi aktivitas b/d kelemahan d/d adanya keluhan kelemahan ,keterbatasan aktivitas.












Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia d/d penurunan berat badan, tonus otot buruk















Resiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d muntah, diare, asites














Resiko tinggi infeksi sekunder b/d pertahanan primer tidak adekuat















Kurang pengetahuan tentang proses penyakit atau pengobatan b/d kurang informasi d/d sering bertanya, tidak akurat mengikuti instruksi







Tujuan :Dapat melakukan aktivitas seperti biasa.

 KH      :
·     Kelemahan (-)
·     Mampu beraktivitas









Tujuan : Kebutuhan nutrisi      terpenuhi
Kriteria hasil :
·       Berat badan normal
·       Tonus otot baik















Tujuan : Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Kriteria hasil :
·       Tidak menunjukkan tanda – tanda kekurangan cairan











Tujuan : Infeksi sekunder tidak terjadi
Kriteria hasil :
·       Tidak menunjukkan tanda – tanda infeksi














Tujuan : Klien memiliki pengetahuan yang cukup tentang proses penyakit atau pengobatan.
Kriteria hasil :
·       Klien tidak bertanya bertanya – tanya lagi.
·       Klien dapat mengikuti instruksi dengan akurat

Mandiri :
·   Tingkatkan tirah baring/duduk.Berikan lingkungan tenang,batasi pengunjung.

·   Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik.

·   Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,bantu melakukan latihan gerak aktif/pasif.
·   Dorong penggunaan teknik manajemen stres

Kolaborasi :
·  Berikan obat sesuai indikasi : sedatif,antiansietas,contoh diazepam.
·   Awasi kadar enzim hati.


Mandiri
·  Awasi pemasukan diit / jumlah kalori. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering.

·  Berikan perawatan mulut sebelum makan.

·  Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

·  Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari.
Kolaborasi
·  Konsul pada ahli diit, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diit sesuai dengan kebutuhan pasien.
·  Awasi glukosa darah.

·  Beri tambahan makanan / nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Mandiri
·     Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian.
·     Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa.
·     Periksa asites atau pembentukan oedema. Ukur lingkar abdomen sesuai indikasi.
·     Observasi tanda pendarahan.


Kolaborasi
·      Awasi nilai laboratorium, contoh Hb / Ht, Na+, albumin dan waktu pembekuan.

·      Berikan cairan intra vena ( biasanya glukosa ), elektrolit.

Mandiri
·      Melakukan teknik isolasi untuk infeksi enterik dan pernafasan sesuai dengan kebijakan RS, termasuk cuci tangan efektif.
·      Awasi / batasi pengunjung sesuai indikasi.


·      Jelaskan prosedur isolasi pada pasien / orang terdekat.

 Kolaborasi
·      Berikan obat sesuai indikasi :
Obat anti virus : vidaralun ( Vira – A ), asiklovir          ( Zovirax ),
interferon alfa – 2b ( Intron – A ).
Antibiotik tepat untuk agen pencegahan ( contoh, gram negatif, bakteri anaerob ) atau proses sekunder.

Mandiri
·      Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan / prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan.

·      Berikan informasi khusus tentang pencegahan / penularan penyakit.
·      Rencanakan memulai aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat adekuat.


·      Dorong kesinambungan diit seimbang.

·      Diskusikan efek samping dan bahaya minum obat yang dijual bebas / diresepkan.

·      Diskusikan pembatasan donatur darah.
·      Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium.


·   Meningkatkan istirahat atau ketenangan.Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
·   Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan.
·   Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan.
·   Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,memusatkan  kembali perhatian dan dapat meningkatkan koping.
·   Membantu dalam manajemen kebutuhan tidur.

·   Membantu menentukan kadar aktivitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang.

·   Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari.
·   Menghilangkan rasa tak enak, dapat meningkatkan nafsu makan.
·   Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.
·   Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila makanan lain tidak.

·   Berguna dalam membuat program diit untuk memenuhi kebutuhan individu.

·   Hiperglikemia / hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan diit / pemberian insulin.
·   Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi / gejala memanjang.


·   Memberikan informasi tentang kebutuhan penggantian / efek terapi.
·   Indikator volume sirkulasi / perfusi.

·   Menurunkan kemungkinan perdarahan dalam jalinan.
·   Kadar protrombin menurun dan waktu koagulasi memanjang, bila absorpsi vit. K terganggu pada traktus GI dan sintesis protrombin menurun karena mempengaruhi hati.
·   Menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasi retensi natrium / kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan oedema.
·   Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.



·  Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain.


·  Pasien terpajan terhadap proses infeksi ( khususnya respiratorius ) potensial resiko komplikasi sekunder.
·  Pemahaman alasan untuk perlindungan diri mereka sendiri dan orang lain dapat mengurangi perasaan isolasi dan stigma.

Berguna pada pengobatan Hepatitis aktif kronis
Efektif pada pengobatan penyakit hati sehubungan dengan HCV
Pengobatan Hepatitis bakterial, atau untuk mencegah / membatasi infeksi sekunder.




·  Mengidentifikasi area kekurangan pengetahuan / salah informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai dengan keperluan.
·  Kebutuhan / rekomendasi akan bervariasi karena tipe Hepatitis dan situasi individu.
·  Ini tak perlu untuk menunggu sampai bilirubin serum kembali normal untuk memulai aktivitas, tetapi aktivitas keras perlu dibatasi sampai hati kembali ke ukuran normal.
·  Meningkatkan kesehatan umum dan meningkatkan proses penyembuhan / regenerasi jaringan.
·  Beberapa obat merupakan toksik untuk hati : banyak obat lain dimetabolisme di hati dan harus dihindari pada penyakit hati berat.
·  Mencegah penyebaran penyakit infeksi.
·  Proses penyakit dapat memakan waktu berbulan – bulan untuk membaik.


BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.Kesimpulan
1.      Hepatitis adalah peradangan luas pada jaringan hati yang menyebabkan nekrosis  dan degenerasi sel .
      Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,biokimia,serta seluler yang khas.
2.  Hepatitis dapat disebabkan oleh virus,saat ini virus yang telah teridentifikasi antara lain virus A,B,C,D,E,F,dan G.Selain itu hepatitis juga dapat disebabkan oleh zat-zat kimia dan obat-obatan tertentu.
3.   Hepatitis dapat dicegah dengan cara :
Ø      Pemberian imunisasi karena keterbatasan pengobatan hepatitis virus
Ø      Pemberian Imunoglobulin (Ig),diberikan sebagai perlindungan sebelum atau    sesudah terpajan virus.
Ø      Petugas yang terlibat dalam kontak resiko tinggi perlu sangat berhati-hati dalam menangani peralatan dan menghindari tusukan jarum.
Ø      Tindakan dalam masyarakat yang penting untuk mencegah hepatitis mencakup : penyediaan makanan dan air bersih yang aman,serta system pembuangan sampah yang efektif.
Ø      Penting untuk memperhatikan hygiene umum,mencuci tangan,serta membuang urine dan feces pasien terinfeksi secara aman.
Ø      Pemakaian kateter,jarum suntik dan spuit sekali pakai,akan menghilangkan sumber infeksi yang penting.
Ø      Semua donor darah perlu disaring terhadap HAV,HBV,dan HCV sebelum diterima menjadi panel donor.



4.2.Saran
1.  Kepada penuntuk mderita diharapkan mendapat istrahat yang cukup,nutrisi yangadekuat embantu mempercepat proses penyembuhan.
2.  Kepada keluarga yang beresiko terkena hepatitis dianjurkan mendapatkan imunisasi aktif.
3.      Kepada petugas kesehatan bekerja dengan tehnik aseptic, menggunakan pengaman ( sarung tangan ) untuk menghindari penularan.




     



















                                                                                 




DAFTAR PUSTAKA


Brunner & Suddarth,Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2,Jakarta,Penerbit Buku Kedokteran EGC,2002
Dr.W.Herdin Sibuea,Dr.Marulam M.Panggabean,Dr.S.P.Gultom,Ilmu Penyakit Dalam,Jakarta,1992.
Marilyn E.Doengus,Mary Frances Moorhouse dan Alice C.Geissler,Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3,Jakarta,Penerbit Buku Kedokteran EGC,2000.
Sylvia A.Price,Lorraine M.Wilson,Patofisiologi edisi 6 volume 1,Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta,2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar